B. Arab

Pertanyaan

bagaimana menjadi dakwah yang efektif agar islam dapat masuk dalam berbagai aspek kehidupan

1 Jawaban

  • B. Prinsip Komunikasi dalam Dakwah
    F. Richard Webstern (1991)mengartikan komunikasi adalah suatu transmisi atau pertukaran informasi, pesan atau data melalui berbagai media, seperti berbicara (komunikasi verbal), tulisan (komunikasi tertulis), telepon, telegrap, radio atau saluran-saluran lain dalam sebuah kelompok atau diarahkan pada individu-individu atau kelompok-kelompok tertentu[3].
    Dalam konteks komunikasi, kemampuan untuk dapat menguraikan, meramalkan dan mengendalikan peristiwa mental dan perilaku merupakan sumbangan yang sangat berharga bagi tercapainya tujuan komunikasi yaitu efektif dan efisien (berdaya guna). Oleh karena itu, komunikasi dikatakan efektif apabila dalam suatu kegiatan berkomunikasi (pesan) yang disampaikan dapat diterima sebagaimana yang dimaksudkan oleh si pengirim pesan (komunikator) tersebut.
    Komunikasi yang efektif bukan hanya sekedar menyusun kata atau mengeluarkan bunyi yang berupa kata-kata, tetapi menyankut bagaimana agar orang lain tertarik perhatiannya, mau mendengar, mengerti dan melakukan sesuai dengan pesan yang disampaikan[4].
    Sebagaimana halnya dakwah bertujuan untuk menyampaikan (tabligh)materi kepada mad’u (komunikan), tidak lain dimaksudkan untuk mengajak dan mengundang mereka kepada nilai-nilai dan akhlak mulia. Karena itu dakwah merupakan salah satu bentuk komunikasi interpersonal, artinya dapat dilakukan secara perseorangan, kelompok dan atau massa. Sedangkan isi dakwah yang disampaikan bertujuan untuk mempengaruhi pendapat dan pola pikir yang didakwahi (umat) sehingga terjadi perubahan persepsi dan selanjutnya tingkah laku umat menjadi kebiasaan melakat.
    Persoalan komunikasi yang menjadi perhatian dalam hubungan antar manusia terutama dalam kaitannya dengan aktivitas dakwah adalah bagaimana komunikasi yang dilakukan dapat berlangsung secara efektif (berguna) terhadap mad’u[5]. Hal itu dapat berarti bahwa dalam urusan bisnis, mencari teman, mempengaruhi orang lain agar mau melakukan apa kita inginkan, menetapkan keputusan, jatuh cinta dan berbagai hubungan pribadi dan professional senantisa berhubungan dengan komunikasi.

    Dalam penjabarannya, prinsip-prinsip komunikasi dalam dakwah itu, dapat dikemukakan sebagai berikut[6]:

    a)      Menumbuhkan Motivasi Masyarakat

    Dalam menyampaikan dakwah secara efektif hendaknya minat mad’u(komunikan) dibangkitkan. Bila mad’u tidak berminat, maka apa yang kita sampaikan hampir tidak ada gunanya. Cara-cara yang dapat ditempuh di antaranya sebagai berikut:

    Pertama; Menggunakan dorongan kebutuhan manusia, dengan cara mengutarakan pentingnya atau manfaatnya terhadap apa yang kita sampaikan, terutama bagi masyarakat. Kedua; Dapat juga kita menyinggung harga dirimasyarakat dan menokohkannya. Ketiga; Menggunakan dorongan ingin tahu. Teknik ini berdasarkan bahwa pada dasarnya setiap manusia yang sehat selalu mampunyai dorongan ingin tahu baik mengenai dirinya maupun hal-hal yang berada di luar dirinya.

    Motivasi (pendorong) merupakan penggerak utama di dalam suatu pekerajaan (aktivitas). Karena itu besar kacilnya gairah untuk mengerjakan suatu pekerjaan tergantung kepada besar kecilnya motivasi terhadap pekerjaan tersebut. Sudah jelas aktivitas dakwah yang dikerjakan dengan gairah yang besar, besar pula kemungkinan akan berhasilnya.

    b)      Menarik Perhatian Masyarakat

    Penyampaian dakwah akan berhasil bila dapat menarik perhatian mad’u. Hal ini jelas, sebab tidak mungkin seorang dapat menangkap apa yang disampaikan bila perhatiannya tertuju kepada masalah-masalah lain. Perhatian artinya pemusatan pikiran pada suatu masalah atau objek. Agar mad’u mau memperhatikan, adapun hal-hal yang dapat menarik perhatianmad’u adalah sebagai berikut: ha-hal yang aneh artinya jarang terjadi, hal-hal yang lucu, hal-hal yang meyolok (dominan), hal-hal yang sesuai dengan kebutuhan dan hal- hal yang sekonyong-konyong terjadi[7].

    c)      Mengutamakan Kegunaan Materi Dakwah

    Jelasnya bahwa pokok persoalan bagi seorang dai adalah bagaimana menentukan cara yang tepat dan efektif dalam menghadapi golongan dalam suatu keadaan dan suasana tertentu. Untuk itu ia harus menguasai isi dakwah yang hendak disampaikan, serta intisari dan maksud-maksud yang terkandung di dalamnya, harus dapat melalui apa corak orang atau golongan yang dihadapi, harus bisa merasakan keadaan dan suasana, ruang dan waktu, dimana ia menyampaikan dakwah, harus bisa pula memilih cara dan kata yang tepat, setelah memahamkan semua itu.

    Hal-hal yang dirasa ada gunya akan tetap tinggal dalam ingatan seseorang. Karena itu mad’u akan selalu menyaring mana uraian-uraian yang dianggap pada gunanya. Uraian yang dianggap ada gunanya akan diusahakan, diingat-ingat atau diserapkan, sedangkan uraian yang tidak ada gunanya atau kurang bermanfaat akan segera hilang dari ingatan.

Pertanyaan Lainnya